BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian jamur
Jamur dalam bahasa Indonesia
memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:
1. Jamur adalah
tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi
(Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak
("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis
biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia
bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun.
Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram
(Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon
(Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2. Jamur adalah
keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah
permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3. Jamur adalah
sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dari ungkapan
"Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah
ditumbuhi kapang'.
Jamur adalah organisme yang terdapat
dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun
antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di
mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di
udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain
kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien
yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan
bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi
ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal
sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun
seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran
keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis
pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan
bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara saprofit karena
tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel
- sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit
ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek
toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan
manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan
ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang dapat
digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan
enzim.
B. Reproduksi jamur
Spora fungi memiliki berbagai bentuk
dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya
spora adalah organisme uniseluler , tetapi ada juga spora multiseluler. Spora
dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesalisasi. Ketika kondisi
lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri mereka
sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa
oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh jika berada pada tempat
yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell 2003).
Menurut
Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus.
Ada beberapa spora seksual yaitu:
1.
Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam
pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di
dalam setiap askus.
2.
Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas
struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
3.
Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang
terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangin, pada beberapa cendawan melebur.
4.
Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina
khusus yang disebut ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan
yang terbentuk di dalam anteredium mengasilkan oospora.
C. Struktur Tubuh Jamur
Jamur termasuk tumbuhan tingkat rendah dan
seperti halnya dengan tumbuhan lainnya jamur mempunyai 2 fase dalam siklus
hidupnya, yaitu:
a.
fase vegetatif
b.
fase reproduktif/generatif.
Struktur vegetatif dari jamur
sendiri terdiri dari hifa yang menyerupai benang-benangpanjang. Hifa secara
kolektif membentuk miselium dan panjangnya ada yang sampai beberapa meter. Hifa
ada yang beruas dan tak beruas. Pada hifa yang beruas hifanya terbagi dengan
sekat-sekat dan setiap ruas mengandung satu nucleus atau banyak nucleus.Pada
tipe yang tak beruas terdiri dari hifa yang mempunyai banyak nucleus yang tidak
dibatasi oleh sekat. Pada tipe ini dapat pula dijumpai dinding sekat terutama
pada hifa yang tua. Jamur parasit mempunyai hifa yang ektofitik atau endofitik.
Miselium yang ektofitik berada pada permukaan tanaman inang sedangkan miselium
yang endofitik berada didalam jaringan tanaman inang dan dapat tumbuh secara
interseluler (diantara sel) atau intraseluler (masuk kedalam sel). Hifa yang
ektofitik dan interseluler membentuk haustorium ke dalarn sel untuk memperoleh
zat makanan. Bentuk haustorium dapat bulat atau seperti akar.
D. Klasifikasi jamur
1. Divisi Zygomycota
Jamur yang tergolong divisi ini hidup di darat, di atas tanah, atau pada
tumbuhan dan hewan yang telah membusuk. Namun, Zygomycota berasal dari
Zigospongarium. Zigospora merupakan spora istirahat yang memiliki dinding
tebal.
Jenis jamur
yang tergolong Zygomycota, antara lain:
·
Jamur Roti
(Rhizopus Nigricans)
Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat
dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti
akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan
sekitar 50.000 spora.
·
Jamur Tempe
(Rhizopus Stolonifer)
Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe.
Reproduksi rhizopus Stolonifer dapat terjadi secara seksual dan aseksual.
·
Pilobolus
Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran
hewan yang telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa
adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
2. Divisi Ascomycota
Jamur Ascomycota “jamur kantung” ada
yang uniseluler dan multiseluler. Jamur ini ada yang bersifat parasit dan ada
juga yang bersifat saprofit. Spesies yang tergolong Ascomycota, diantaranya
sebagai berikut:
·
Penicillium
Jamur ini berwarna hjjau kebiruan
dan tumbuh baik pada buah-buahan yang telah masak, roti, nasi, serta makanan
bergula. Penicillium dibagi menjadi dua: Penicillium Camemberti dan Penicilium
Requeforti, kedua jamur ini dimanfaatkan dalam industri keju. Beberapa setelah
keju tersebut ditanam diatas keju, cabang hifa akan tumbuh diseluruh keju.
·
Ragi
(Saccharomyces)
Merupakan organisme uniseluler yang dikelompokkan ke
dalam Ascomycotakarena reproduksi seksualnya terjadi dengan pembentukan Askus
·
Neurospora
Jamur ini dimanfaatkan untuk
pembuatan makanan dari kacang tanah dengan suatu proses fermentasi jamur.
Selain dimanfaatkan sebagai pembuatan oncom, jamur juga digunakan sebagi objek
penelitian genetika.
·
Higrophorus
Coccineal dan Morcella Deliciosa
Jamur ini
bersifat parasit, banyak menyerang hewan selain itu, dapat membusukkan kayu dna
buah-buahan.
3. Divisi Basidiomycota
Pada umumnya tubuh buah jamur dari
divisi Basidiomycota berukuran besar (Makroskopis), walapun ada juga yang
berukuran kecil (Mikroskopis). Jamur dari divisi basidomycota memiliki ciri
khas, yang memiliki Basidium. Basidium merupakan alat reproduksi seksual yang
terdapat dalam bilah. Seluruh Basidium berkumpul membentuk suatu badan yang
disebut Basidiokarp. Spora yang dihasilkan dalam basidium dinamakan
Basidiospora.
Beberapa
contoh spesies dari Divisi Basidiomycota, antara lain:
· Puccinia
Graminis
· Jamur
Merang (Volcariella Volvacea)
· Ustilago
maydis
· Jamur
Kuping
· Amanita
Muscaria
4. Divisi Deuteromycota
Jamur yang tergolong Deuteromyota
adalah jamur yang belum diketahui reproduksi seksualnya. Jamur ini biasa
disebut jamur tidak sempurna atau Jamur Imperfecti (Campbell, 1998: 581).
Reproduksi aseksualnya terjadi dengan fragmentasi atau dengan Konidium.
Berikut contoh jamur dari Divisi Deuteromycota, antara
lain:
·
Aspergillus
Merupakan
jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman dan kandungan gula tinggi.
·
Epidermophyton
dan Mycosporium
Kedua jenis jamur ini merupakan
parasit pada manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit,
sedangkan Mycosporium penyebab penyakit kurap.
·
Fusarium, Verticellium, dan Cercos
Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada
tumbuhan. Jamur ini jika tidak dibasmi dengan fungisida dapat merugikan
tumbuhan yang diserangnya.
E. Liken (lumut kerak)
Adalah hidup simbiosis antara jamur
dengan algae. Liken merupakan hasil simbiosis antara jamur ascomycotina atau
basidiomycotina dengan algae hijau atau algae biru. Lumut kerak dapat kita
temukan pada kulit pohon dan batu-batuan. Talus liken berbentuk tipis yang
tersusun atas miselium dan hifa. Setiap liken mempunyai bentuk dan warna serta
habitat tertentu yang mempunyai ketergantungan pada jenis-jenis dan algae yang
ada.
Jamur pada liken memperoleh makanan
dari hasil fotosintesis algae, dan memperoleh air atau mineral dari jamur.
Inilah yang menunjukan adanya simbiosis antara jamur dan algae. Lumut kerak
melekat pada batu-batuan menggunakan rizoidnya. Bila terjadi perobahan cuaca
dan kelembaban, maka liken akan melepaskan fragmen talus dan zat kimia sehingga
dapat melapukan permukaan batuan tersebut dengan demikian liken akan tetap
hidup.
Karena sifat di atas liken disebut dengan tumbuhan
pioner (tumbuhan pertama atau pemula yang dapat mencapai pada lahan yang baru.
Contoh :
·
Usnea barbata dan Usnea dasypoga : untuk obat
tuberculosis, pengahsil antibiotik asam usnin.
·
Parmelia acetubulum : berupa lembaran seperti kulit,
hidup di pohon dan batu-batuan.
F. Mikorhiza
Adalah struktur yang terbentuk
karena adanya simbiosis jamur dan akar tumbuhan tinggi. Frank, ahli Botani
berkebangsaan Jerman, merupakan orang yang pertama kali emnemukan hubungan
simbiosis antara akar tumbuhan dan jamur yang dinamakan Mikoriza pad atahun
1885.
Tipe
Mikoriza ditinjau dari struktur anatomi, adalah sebagai berikut:
1. Ektomikorhiza
: hidup antara jamur dengan tanaman pinus, apabila hifanya tidak menembus ke
dalam akar tetapi hanya pada sampai lapisan epidermis. Dengan adanya
ektomikorhiza akar tanaman tidak memerlukan lagi bulu-bulu akar. Melalui jamur
ini tanaman dapat memperoleh air atau unsur lainnya. Jamur ini tidak dapat
hidup tanpa bersimbiosis dengan akar tanaman.
2. Endomikorhiza
: hidup antara jamur dengan tanaman, apabila hifanya dapat menembus sampai ke
dalam (korteks). Jamur ini biasanya terdapat tanaman anggrek, kol, bit dan
beberapa jenis pohon lain. Endomikorhiza dapat hidup tanpa bersimbiosis dengan
tanaman inangnya. Jamur ini membantu pertumbuhan bintil akar tanaman
Leguminoceae dan mempercepat fiksasi nitrogen.
Keuntungan
tumbuhan dengan adanya Mikoriza adalah sebagai berikut:
a.
Pertumbuhannya lebih cepat dan dapat meningkatkan
penyerapan unsur harta (terutama fosfat)
b.
Tumbuhan lebih tahan kekeringan karena Mikoriza dapat
meningkatkan ketersediaan air
c.
Mikoriza melindungi akar dari infeksi organisme yang
pathogen
d.
Mikoriza dapat membentuk hormon auksin, sitokinin, dan
giberelin yang berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan tumbuhan
G.
Peran jamur bagi manusia
Penggunaan manusia jamur untuk
persiapan makanan atau pelestarian dan keperluan lainnya sangat luas dan
memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan mengumpulkan jamur merupakan
industri besar di banyak negara. Studi tentang dampak menggunakan historis dan
sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai ethnomycology .
Karena kapasitas kelompok ini untuk
menghasilkan berbagai besar produk alami dengan antimikroba aktivitas biologis
atau lainnya, banyak spesies telah lama digunakan atau sedang dikembangkan
untuk industri produksi antibiotik , vitamin, dan anti-kanker dan
kolesterol-menurunkan obat. Baru-baru ini, metode telah dikembangkan untuk
rekayasa genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa metabolik spesies jamur.
Sebagai contoh, modifikasi genetik dari spesies ragi yang mudah tumbuh pada
tingkat yang cepat dalam fermentasi besar kapal-telah membuka cara farmasi
produksi yang berpotensi lebih efisien daripada produksi oleh organisme sumber
asli.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungi merupakan mikroorganisme
eukariota yang sebagian besar bersifat multiseluler. Fungi atau cendawan
terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum Fungi hidup dengan 3 cara yaitu
sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi adalah heterotrof yang
mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang
berasosiasi secara simbiotik dengan banyak organisme baik di darat maupun di
air. Sebagian besar fungi adalah organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi
menjadi sel-sel oleh dinding yang bersilangan atau septa. Dinding sel pada
fungi dilindungi oleh Selulosa dan Kitin (polisakarida yang mengandung unsur
N). Fungi dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan
aseksual.
Berdasarkan pada cara dan cirri reproduksinya terdapat
empat kelas cendawan sejati atau berfilamen di dalam dunia Funi yaitu:
Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball,
John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Pelczar,
Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. Hal: 131
No comments:
Post a Comment